Contoh Studi Kasus PPG Guru PJOK: Peningkatan Objektivitas dan Variasi Penilaian



1. Masalah yang Dihadapi

Masalah utama yang dihadapi dalam pembelajaran PJOK materi permainan bola besar (sepak bola) adalah keterbatasan dan ketidakobjektifan instrumen penilaian yang digunakan oleh guru. Penilaian yang diterapkan selama ini didominasi oleh tes praktik di akhir unit, seperti tes menendang dan menggiring bola, yang hanya dinilai secara global (holistic scoring) tanpa menggunakan rubrik analitik yang detail untuk setiap aspek gerak. Akibatnya, hasil penilaian sering kali bersifat subjektif, hanya berfokus pada hasil akhir (misalnya, masuk/tidaknya bola ke gawang) dan mengabaikan proses gerak atau keterampilan non-motorik seperti kerja sama tim, kepemimpinan, dan pengambilan keputusan saat bermain. Kesenjangan ini menyebabkan siswa merasa penilaian tidak adil dan tidak dapat mengidentifikasi secara spesifik bagian mana dari gerak mereka yang perlu diperbaiki, sehingga menghambat perkembangan keterampilan motorik dan sosial mereka secara menyeluruh.


2. Solusi dari Permasalahan

Solusi yang diterapkan adalah mengembangkan sistem penilaian yang lebih variatif, holistik, dan dilengkapi dengan rubrik analitik yang terperinci. Guru melakukan pergeseran dari penilaian tunggal di akhir materi menjadi penilaian berkelanjutan. Solusi ini mencakup: (1) Pengembangan rubrik analitik yang menilai komponen spesifik teknik dasar (misalnya, posisi kaki, ayunan lengan, kontak bola) saat tes praktik. (2) Penggunaan penilaian kinerja melalui observasi selama permainan (Formatif), dengan fokus pada keterampilan non-motorik menggunakan skala penilaian (rating scale) untuk aspek kerja sama dan fair play. (3) Integrasi penilaian diri (self-assessment) dan penilaian antar teman (peer assessment) menggunakan ceklis sederhana untuk mendorong refleksi dan tanggung jawab siswa terhadap proses belajar mereka sendiri. Instrumen baru ini disosialisasikan secara transparan kepada siswa sebelum unit pembelajaran dimulai, sehingga mereka mengetahui secara pasti kriteria keberhasilan yang diharapkan.


3. Dampak yang Dirasakan

Implementasi sistem penilaian yang baru ini menghasilkan dampak positif yang signifikan terhadap akuntabilitas dan kualitas umpan balik. Secara kualitatif, penggunaan rubrik analitik memungkinkan guru memberikan umpan balik yang sangat spesifik dan konstruktif (misalnya, "Sudut pergelangan kaki saat menendang kurang tepat") daripada umpan balik umum ("Gerakanmu kurang bagus"). Ini meningkatkan pemahaman siswa tentang elemen teknis yang harus mereka kuasai. Secara kuantitatif, objektivitas penilaian meningkat, ditunjukkan oleh konsistensi skor antar penilai (guru dan teman sebaya) yang lebih tinggi. Selain itu, aspek afektif dan sosial siswa, yang sebelumnya tidak terukur, kini terekam dengan baik, yang secara tidak langsung meningkatkan perilaku positif seperti sportivitas dan inisiatif dalam permainan. Siswa juga menjadi lebih proaktif dalam memperbaiki kesalahan karena mereka tahu persis di mana letak kelemahan mereka berdasarkan rubrik yang transparan.


4. Hal Bermakna

Hal bermakna yang dapat diambil dari studi kasus ini adalah bahwa penilaian dalam PJOK harus berfungsi sebagai alat pembelajaran (assessment for learning), bukan sekadar alat ukur (assessment of learning). Pergeseran dari penilaian yang berfokus pada produk akhir ke penilaian yang berfokus pada proses dan dilengkapi dengan rubrik transparan sangat penting untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani yang komprehensif. Kasus ini menegaskan bahwa guru PJOK perlu menjadi ahli dalam merancang instrumen asesmen yang valid dan reliabel yang mampu menangkap spektrum luas tujuan pembelajaran, yaitu aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif. Transparansi kriteria penilaian memberdayakan siswa, mengubah mereka dari penerima nilai menjadi pemilik proses pembelajaran yang bertanggung jawab dan reflektif.