Contoh Studi Kasus PPG Guru PJOK: Peningkatan Kualitas LKPD Materi Kebugaran Jasmani



1. Masalah yang Dihadapi

Dalam pembelajaran PJOK, khususnya pada materi Kebugaran Jasmani di kelas VIII, ditemukan bahwa Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang digunakan kurang relevan dan tidak mendorong aktivitas berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills/HOTS). LKPD yang tersedia selama ini hanya berfokus pada pengisian tabel dan jawaban singkat mengenai definisi komponen kebugaran, tanpa mengaitkannya dengan praktik langsung atau analisis data performa siswa. Akibatnya, siswa cenderung pasif, hanya menyalin informasi tanpa memahami konteks aplikasi nyata dari materi tersebut. Masalah ini diperparah dengan minimnya rubrik penilaian yang jelas dalam LKPD tersebut, sehingga evaluasi hasil kerja siswa menjadi subjektif dan tidak akurat mencerminkan pemahaman konseptual dan keterampilan motorik mereka. Rendahnya skor rata-rata pada aspek kognitif dan keterampilan dalam materi kebugaran jasmani menjadi indikator utama perlunya perbaikan mendesak pada instrumen pembelajaran, terutama LKPD.


2. Solusi dari Permasalahan

Solusi yang diterapkan adalah mengembangkan dan mengimplementasikan LKPD berbasis Proyek dan HOTS yang terintegrasi dengan aktivitas praktik. Guru melakukan revisi total LKPD dengan memasukkan elemen-elemen baru, seperti: (1) Analisis Data: Siswa diminta menganalisis hasil tes kebugaran jasmani mereka sendiri (misalnya push-up atau sit-up) dan membandingkannya dengan norma ideal. (2) Perencanaan Program: Siswa merancang program latihan kebugaran sederhana selama dua minggu berdasarkan analisis data mereka. (3) Refleksi Kritis: Menyediakan kolom refleksi yang meminta siswa menjelaskan hubungan antara frekuensi latihan dan peningkatan kebugaran. LKPD baru ini juga dilengkapi dengan rubrik penilaian yang holistik yang mencakup aspek kognitif (ketepatan analisis), psikomotorik (ketepatan pelaksanaan tes), dan afektif (kedisiplinan dan tanggung jawab dalam proyek). Pendekatan ini mengubah fungsi LKPD dari sekadar catatan menjadi panduan investigasi dan perencanaan proyek mini.


3. Dampak yang Dirasakan

Implementasi LKPD baru ini memberikan dampak positif yang signifikan dan terukur terhadap proses dan hasil belajar siswa. Secara kualitatif, siswa terlihat lebih antusias dan termotivasi karena LKPD menuntut mereka menjadi aktif, menganalisis kondisi diri, dan merencanakan solusi praktis. Diskusi kelompok saat pengisian LKPD menjadi lebih hidup dan fokus. Secara kuantitatif, terjadi peningkatan yang nyata pada rata-rata nilai evaluasi siswa untuk materi Kebugaran Jasmani, dari sebelumnya 68 menjadi 85. Peningkatan ini tidak hanya pada aspek pengetahuan konseptual, tetapi juga pada kemampuan mereka merancang program latihan (keterampilan). Dampak lainnya adalah terbentuknya kesadaran diri pada siswa mengenai pentingnya menjaga kebugaran jasmani, yang ditunjukkan oleh banyak siswa yang melanjutkan program latihan sederhana mereka bahkan setelah proyek selesai.


4. Hal Bermakna

Hal bermakna yang dapat diambil dari studi kasus ini adalah bahwa kualitas instrumen pembelajaran, dalam hal ini LKPD, memiliki korelasi langsung dengan kedalaman pemahaman dan motivasi belajar siswa. Studi kasus ini membuktikan bahwa LKPD PJOK tidak harus selalu statis dan deskriptif, melainkan dapat diubah menjadi instrumen investigasi dan pengembangan proyek yang memberdayakan siswa untuk berpikir secara kritis dan aplikatif (HOTS). Keberhasilan proyek ini menekankan pentingnya inovasi berkelanjutan dalam desain pembelajaran dan penilaian, serta menunjukkan bahwa guru harus bertindak sebagai desainer kurikulum yang responsif terhadap kebutuhan belajar siswa. Pengalaman ini memberikan keyakinan bahwa dengan mengaitkan materi akademik dengan pengalaman pribadi siswa (analisis data performa sendiri), tujuan pendidikan jasmani untuk membentuk gaya hidup sehat dapat tercapai secara lebih efektif.