(7.4) Akidah Akhlak : Akhlak Terhadap Diri Sendiri dan Orang Lain
Capaian Pembelajaran
Tujuan pembelajaran dalam modul ini adalah agar mahasiswa mampu menganalisis manfaat akhlak terpuji untuk diri sendiri dan orang lain, serta memahami konsep ikhlas dan toleransi dalam Islam. Mahasiswa diharapkan dapat mengimplementasikan nilai-nilai ini dalam kehidupan sosial mereka sehingga mampu menjadi contoh dan inspirasi bagi peserta didik.
Sub-Capaian Pembelajaran
Untuk mencapai tujuan tersebut, beberapa sub-capaian pembelajaran yang ingin dicapai adalah:
Menyimpulkan konsep al-haya' (malu) sebagai bentuk akhlak yang menjaga kehormatan diri.
Memahami al-khauf (takut) kepada Allah yang berfungsi sebagai penjaga dari perbuatan buruk.
Menyimpulkan ar-rahiim (kasih sayang) sebagai sikap penuh empati kepada sesama manusia.
Menyimpulkan pentingnya pemaaf untuk menjaga hubungan baik dengan orang lain.
Menyimpulkan konsep ikhlas dalam beramal tanpa mengharapkan pujian atau balasan dari manusia.
Menyimpulkan pentingnya toleransi untuk menjaga keharmonisan dalam masyarakat majemuk.
Pokok-Pokok Materi
Modul ini menjelaskan enam karakter utama yang diharapkan dapat dimiliki oleh calon pendidik agar menjadi teladan yang baik bagi para siswa dan membentuk lingkungan belajar yang positif. Keenam karakter ini adalah:
Al-Haya' (Malu)
Al-Khauf (Takut)
Ar-Rahiim (Kasih Sayang)
Pemaaf
Ikhlas
Toleransi
A. Al-Haya' (Malu)
Pengertian
Al-Haya’ atau rasa malu adalah sikap menahan diri dari melakukan hal-hal yang rendah dan tidak pantas menurut ajaran Islam. Dalam bahasa, "malu" berarti merasa segan atau tidak enak hati ketika hendak melakukan sesuatu yang memalukan. Menurut istilah, al-haya’ adalah sifat yang mendorong seseorang untuk melakukan kewajiban-kewajibannya sebagai hamba Allah dan menjauh dari perbuatan yang dilarang oleh-Nya.
Dalil Tentang al-Haya’
Rasa malu dalam Islam merupakan bagian dari iman. Hadis menyebutkan bahwa malu dan iman selalu berkaitan, dan jika rasa malu dicabut, iman juga akan hilang. Ibnul Qoyyim dalam kitabnya menjelaskan bahwa rasa malu seseorang tergantung pada kondisi hatinya. Semakin baik kualitas hati, semakin kuat rasa malunya. Malu juga merupakan cerminan pengenalan seseorang terhadap Tuhannya.
Macam-macam al-Haya’
Malu dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
Malu kepada diri sendiri karena kurang beramal saleh.
Malu kepada manusia untuk menjaga diri dari perilaku buruk meskipun tidak dalam konteks keimanan.
Malu kepada Allah, yaitu rasa malu tertinggi yang menjaga seseorang dari dosa.
Hikmah
Memiliki sifat malu menghindarkan seseorang dari perilaku buruk dan meningkatkan akhlak mulia. Dalam konteks pendidikan, seorang guru yang memiliki rasa malu dapat menjadi teladan bagi siswa untuk selalu menjaga kehormatan diri dan bertingkah laku dengan sopan.
B. Al-Khauf (Takut)
Pengertian
Al-khauf adalah rasa takut yang lahir dari kesadaran akan dosa dan azab Allah. Ketakutan ini mendorong seorang muslim untuk menjauhi perbuatan dosa dan menjaga ketaatan.
Dalil Tentang al-Khauf
Ketakutan kepada Allah sering disebutkan dalam Al-Qur'an sebagai perasaan yang mengendalikan jiwa dari kesombongan. Misalnya, dalam surah An-Najm [53]:32 disebutkan untuk tidak merasa paling suci karena Allah mengetahui siapa yang benar-benar bertakwa.
Alasan Memiliki al-Khauf
Rasa takut ini penting agar seseorang terhindar dari perbuatan dosa dan menjaga dirinya dari sifat ujub atau kesombongan. Ketakutan ini juga menjadi kontrol yang kuat untuk menjaga amal seseorang agar sesuai dengan ajaran agama.
Hikmah
Dengan rasa takut kepada Allah, seseorang tidak mudah terjerumus dalam perbuatan dosa. Guru yang memiliki sifat takut ini diharapkan dapat mengajarkan kepada siswa untuk selalu menjaga akhlak dan ketaatan kepada Allah.
C. Ar-Rahiim (Kasih Sayang)
Pengertian
Kasih sayang merupakan perasaan yang mendorong seseorang untuk peduli dan membantu orang lain. Islam mengajarkan bahwa kasih sayang kepada sesama makhluk adalah bagian dari pengabdian kepada Allah.
Dalil Tentang ar-Rahiim
Dalam hadis, disebutkan bahwa tidak sempurna iman seseorang sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. Bahkan kasih sayang ini harus berlaku kepada semua makhluk hidup, termasuk lingkungan.
Contoh Kasih Sayang dalam Kehidupan Sehari-hari
Kasih sayang yang benar adalah kasih sayang yang ditujukan kepada sesama manusia dan seluruh makhluk ciptaan Allah, dengan niat untuk mencari ridha Allah. Dalam konteks pendidikan, guru yang penuh kasih sayang mampu memberikan perhatian penuh kepada siswa.
Hikmah
Kasih sayang memperkuat ikatan sosial dan menjaga keharmonisan. Guru yang memiliki sifat ini menjadi teladan yang baik dalam menjalin hubungan yang penuh empati dengan siswa dan kolega.
D. Pemaaf
Pengertian
Sikap pemaaf adalah kemampuan seseorang untuk menerima dan memaafkan kesalahan orang lain tanpa menyimpan dendam. Memaafkan berarti memberikan ampunan dan melupakan kesalahan yang telah terjadi.
Dalil Tentang Pemaaf
Dalam surah An-Nur [24]:22, Allah berfirman agar umat-Nya menjadi pemaaf dan berlapang dada dalam menghadapi kesalahan orang lain.
Contoh Pemaaf dalam Kehidupan Sehari-hari
Dalam kehidupan sehari-hari, seorang guru yang mudah memaafkan kesalahan siswa akan menciptakan suasana kelas yang positif dan saling menghargai.
Hikmah
Dengan bersikap pemaaf, seseorang mampu menjaga ketenangan dan keharmonisan dalam berinteraksi. Sikap ini menjadi teladan bagi siswa untuk tidak menyimpan dendam dan selalu siap memaafkan.
E. Ikhlas
Pengertian
Ikhlas berarti melakukan segala perbuatan dengan niat hanya karena Allah, tanpa mengharapkan balasan dari manusia. Ikhlas dalam bahasa berarti tulus dan rela.
Dalil Tentang Ikhlas
Ikhlas adalah nilai yang sangat dihargai dalam Islam, sebagaimana dinyatakan dalam surah Al-An'am [6]:162-163, yang menyatakan bahwa hidup, mati, dan semua amal perbuatan seorang muslim hanya untuk Allah.
Sifat yang Merusak Keikhlasan
Sifat-sifat seperti riya’ (beramal untuk dipuji), sum’ah (menceritakan amal agar didengar orang lain), dan nifak (munafik) adalah sifat-sifat yang dapat merusak keikhlasan seseorang.
Hikmah
Dengan ikhlas, seorang guru akan melaksanakan tugasnya dengan tulus tanpa mengharapkan pujian. Hal ini menciptakan suasana belajar yang tenang dan penuh dedikasi.
F. Toleransi
Pengertian
Toleransi adalah sikap menghormati perbedaan tanpa harus sepakat dengan pandangan yang berbeda. Dalam Islam, toleransi atau tasamuh adalah sikap menghargai berbagai pandangan yang berbeda dengan tetap memegang teguh prinsip Islam.
Dalil Tentang Toleransi
Dalam surah Al-Kafirun, Allah mengajarkan bahwa perbedaan keyakinan harus dihargai dengan memberikan kebebasan kepada setiap pihak untuk menjalankan kepercayaannya.
Contoh Toleransi dalam Kehidupan Sehari-hari
Contoh toleransi yang baik adalah menghargai perbedaan agama dengan tidak mencampuradukkan keyakinan. Dalam lingkungan pendidikan, guru harus menunjukkan sikap toleran dengan menghargai perbedaan agama dan latar belakang budaya siswa.
Hikmah
Sikap toleransi menciptakan harmoni dalam masyarakat yang plural dan membangun hubungan sal
ing menghargai. Dalam dunia pendidikan, toleransi menjadi landasan penting dalam membina hubungan yang baik antar siswa.
Diskusi