Menampilkan postingan dengan label Berita

Pemerintah Beri Keleluasaan Umat Islam Awali Puasa Ramadlan



 Jakarta (Pinmas) —- Pemerintah melalui Kementerian Agama telah menetapkan awal Ramadlan 1435H/2014M jatuh pada hari Minggu (29/06). Namun demikian, Menag Lukman Hakim Saifuddin menegaskan bahwa Pemerintah memberikan keleluasaan bagi umat Islam yang ingin mengawali puasa Ramadlan berbeda dengan ketetapan Pemerintah.
“Pemerintah memberikan keleluasaan bagi warga negaranya yang beragama Islam yang ingin mengawali puasa Ramadlan-nya tidak sama dengan apa yang ditetapkan Pemerintah,” tegas Menag dalam jumpa pers usai sidang itsbat awal Ramadlan 1435H di Gedung Kementerian Agama, Jakarta, Jumat (27/06)..
“Pemerintah memberikan kebebasan kepada semua pihak, karena ini adalah wilayah peribadatan yang tentu tidak dalam posisi Pemerintah untuk memaksa semua orang harus mengikuti,” tambahnya.
Meski demikian, putra Menteri Agama ke-9 ini memastikan bahwa Pemerintah mempunyai tanggung jawab untuk memberikan arahan dan pedoman, kapan puasa itu diawali. Menurutnya, pelaksanaan sidang itsbat merupakan amanat UU No 3 tahun 2006 tentang Peradilan Agama yang mengamanatkan kepada Pemerintah untuk menetapkan awal Ramadlan, Syawwal, dan Dzulhijjah agar umat Islam Indonesia mempunyai pedoman dalam menjalankan keyakinan agamanya.
Menag juga menyampaikan bahwa dalam proses sidang itsbat tersebut, setidaknya dapat dirumuskan dua rekomendasi untuk perbaikan ke depan. Pertama, kata Menag, ke depan kita harus lebih banyak melakukan forum kajian bersama yang melibatkan seluruh tokoh ormas Islam dan para pakar untuk menyamakan kriteria imkanur-rukyat.
“Kapan hilal itu dimungkinkan untuk dilihat dan diamati, itu perlu ada  kesamaan kriteria,” tutur Menag.
Kedua, lanjut Menag, perlu disamakan persepsi dan pemahaman kita tentang definisi dari hilal itu sendiri supaya kemudian ada kesamaan dalam menyikapi persoalan yang dari tahun-ke tahun selalu harus kita tentukan, yaitu terkait penentuan awal Ramadlan, Syawwal, dan Dzulhijjah.
“Marhaban Ya Ramadlan,” tutur Menag mengakhiri konferensi pers sebagai pesan selamat menunaikan ibadah Ramadlan kepada umat Islam Indonesia.
Sidang istbat awal Ramadlan 1435H/2014M dihadiri oleh Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin, Ketua Komisi Fatwa MUI KH Makruf Amin, para tokoh dan pengurus ormas Islam, para pakar astronomi dari LAPAN, planetarium, para Dubes dan Kepala perwakilan Negara sahabat. (mkd/mkd)

-->

Muhammadiyah Apresiasi Sidang Isbat Tak Disiarkan Langsung


Menurut dia, sidang isbat yang disiarkan secara langsung dan diketahui masyarakat di Tanah Air seperti tahun sebelumnya dinilai memberi kesan Muhammadiyah diadili dan hanya menjadi penonton saja karena bukan arena diskusi.

"Sidangnya memang harus tertutup seperti dulu. Tapi, hasilnya wajib untuk diumumkan ke publik dan kalau perlu ada siaran langsung. Muhammadiyah pasti menghormati," kata Guru Besar di Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta itu.

Secara terpisah, Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Amirsyah Tambunan mendukung dan mengapresiasi tidak adanya siaran langsung pada sidang isbat itu.

"Proses sidang isbat memang sebaiknya dilakukan tertutup untuk umum. Baru kemudian hasilnya disampaikan secara luas. Jika ada perbedaan maka MUI mengimbau untuk menghormatinya," tukas dia.

Pemerintah selalu mengundang seluruh Ormas Islam untuk menghadiri sidang isbat dan tidak jarang sidang tersebut menjadi ajang perdebatan keras antarkelompok.

Muhammadiyah secara resmi telah menetapkan 1 Ramadhan 1435H jatuh pada Sabtu, 28 Juni 2014 melalui hisab.

Ijtima (kesepakatan) untuk menetapkan 1 Ramadhan 1435H, kata dia, diputuskan pada Jumat, 27 Juni 2014 pukul 15.10 WIB. Saat matahari terbenam, hilal (bulan baru yang menjadi tanda pergantian awal hari) sudah terwujud dengan ketinggian 31 menit dan 17 detik.

Sedangkan, Nahdlatul Ulama (NU) sesuai dengan keyakinannya akan menetapkan Ramadhan sesuai Rukyatul Hilal (melihat bulan baru) atau melihat bulan dan mengimbau kepada kaum Nahdliyin menunggu hasilnya pada 27 Juni.

"NU melakukan hisab juga Rukyatul hilal. Yang pasti, puasa umat Islam 1 Ramadhan. Kalau perbedaan pada kalender masehi itu biasa dan harus dihormati serta tak ada yang perlu dibesar-besarkan," kata Sekretaris Jenderal PBNU, Marsudi Syuhud. (antara/SP)

-->